Wednesday, April 15, 2015

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PTK MELALUI IMPLEMENTASI METODE T4A



Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya kualitas  manusia. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia ( SDM ), walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal ( sekolah ). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang.
Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.

Berbicara tentang pendidikan, hampir sebagian besar kualitas dipengaruhi oleh peranan guru. Bahkan ada sebuah pernyataan bahwa di tangan guru yang buruk, kurikulum yang baik akan menjadi jelek, tetapi ditangan guru yang baik, kurikulum yang jelek akan menjadi bagus. Dengan demikian betapa bermaknanya peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru masa depan harus memiliki profesionalisme. Istilah profesionalisme guru tentu bukan sesuatu yang asing dalam dunia pendidikan. Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual maupun aplikatif. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru.
Sementara itu, Glickman (1981) memberikan ciri profesionalisme guru dari dua sisi, yaitu kemampuan berpikir abstrak (abstraction) dan komitmen (commitment). Guru yang profesional memiliki tingkat berpikir abstrak yang tinggi, yaitu mampu merumuskan konsep, menangkap, mengidentifikasi, dan memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi dalam tugas, dan juga memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Dengan profesionalisme guru maka diharapkan mutu hasil pendidikan akan semakin meningkat.
Mutu pendidikan di SMP Negeri 3 Susut belum mencapai target yang digariskan sebagaimana yang tertera dalam RKS yakni tercapainya nilai ujian sekolah dan ujian nasional dengan rata-rata 8,0. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor salah satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran. Rendahnya kualitas proses pembelajaran kalau dirunut maka akan tiba pada suatu titik yakni rendahnya kemampuan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran.
Inovasi pembelajaran dapat dilaksanakan manakala guru mampu melakukan pencermatan masalah yang terjadi pada siswa yang diajar, mengetahui berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, dan memiliki ketekunan untuk selalu melakukan perbaikan pembelajaran. Ketiga kemampuan guru tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru melakukan pengembangan profesi khususnya kemampuan penelitian tindakan kelas (PTK).
Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai (Tatang Sunendar, 2008).
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru, yakni sebagai berikut. 1) PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakukan.apa yang dia dan muridnya. 2) PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya. 3) Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. 4) Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. 5) Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. 6) Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
Untuk menyelesaikan masalah yang demikian kronisnya, maka strategi kepala sekolah dalam memberikan tugas  pembuatan PTK bagi para guru harus lebih tegas, runut, bertahap, dan aplikatif.  Mengingat runutan masalah di atas, maka strategi peningkatan kemampuan PTK para guru dengan metode Tugas Tulis Terstruktur Terbimbing dan Aplikatif (T4A) menjadi tawaran menarik.

Metode T4A
T4A (Tugas Tulis Terstruktur Terbimbing dan Aplikatif) adalah sebuah strategi peningkatan profesionalisme guru dalam menemukenali masalah pembelajaran di kelas dan upaya pemecahannya. Hasil dari seluruh penugasan pada strategi ini akan menjadi bahan laporan penelitian tindakan kelas bagi guru bersangkutan. Baik buruknya pengerjaan tugas oleh guru akan berpengaruh pada baik buruknya laporan PTK yang dihasilkan. Untuk memberikan arah dan pedoman T4A, maka dirumuskan tahapan-tahapan penugasan kepada guru, dengan membagi menjadi 10 tugas, sebagai berikut.
1.      Inventarisasi Masalah
2.      Klasifikasi Masalah
3.      Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Masalah yang Penting dan Urgen
4.      Merumuskan alternative pemecahan Masalah
5.      Membuat Silabus, Rencana Pengembangan Pembelajaran dan Instrumen Penilaian Siklus I
6.      Membuat Proposal penelitian
7.      Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan Refleksi Siklus I
8.      Membuat Silabus, Rencana Pengembangan Pembelajaran dan Instrumen Penilaian Siklus II
9.      Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan Refleksi Siklus II
10.  Mengumpulkan semua hasil dan membuat laporan PTK
Tugas 01 yakni inventarisasi masalah. Pada tahap inventarisasi masalah yang dilakukan guru adalah melakukan inventarisasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi di kelas yang menyangkut masalah sebagai berikut. a) Karakter peserta didik. b) Materi pembelajaran, c) Media pembelajaran. Tugas ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan menemukan berbagai permasalahan yang ada di kelas.
Tugas 02 yakni klasifikasi masalah. Pada tahap klasifikasi masalah yang dilakukan oleh guru adalah mengkategorisasi semua permasalahan menurut penting atau tidak masalah tersebut untuk dipecahkan. Selanjutnya, dilakukan pada tahap ini adalah mengemukakan alasan akan penting dan urgennya masalah tersebut. Akhirnya, setelah ditemukan masalah yang penting untuk dipecahkan, maka dilanjutkan dengan kategorisasi menurut masalah yang dapat atau tidak dapat dipecahkan oleh guru bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan para guru untuk menemukan masalah yang menjadi fokus pemikiran peneliti untuk dipecahkan.
Tugas 03 yakni identifikasi faktor-faktor penyebab masalah yang penting dan urgen. Pada tahap ini yang dilakukan oleh guru adalah memaparkan semua penyebab timbulnya permasalah yang penting dan urgen tersebut. Dengan kemampuan para guru mengerjakan tugas 03 tersebut, maka akan mendorong kemampuan untuk mencari akar masalah dari permasalahan yang teramati di kelas.
Tugas 04 yakni merumuskan alternative pemecahan masalah. Pada tahap ini yang dilakukan oleh guru adalah memaparkan semua cara pemecahan masalah dan memiliki pemecahan masalah yang terbaik dan sanggup untuk dilakukan oleh guru bersangkutan. Tugas ini memandu para guru untuk mengkrucutkan pemikiran dalam melaksanakan tindakan.
Tugas 05 yakni membuat silabus, rencana pengembangan pembelajaran dan instrumen penilaian siklus I. Pada tahap ini guru membuat silabus, RPP dan instrument evaluasi sesuai dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Kemampuan yang terasah dari pengerjaan tugas ini adalah kemampuan membuat perencanaan pembelajaran berbasis masalah yang sesuai dengan strategi pembelajaran yang dipilih.
Tugas 06 yakni membuat proposal penelitian. Pada tahap pembuatan proposal penelitian, guru membuat uraian semua tugas yang telah dilewati dan menuangkannya dalam proposal penelitian. Dengan terselesaikannya proposal penelitian ini, maka hampir 60 % PTK sudah dapat terselesaikan. Kemampuan membuat proposal PTK merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan PTK.
Tugas 07 yakni melaksanakan pembelajaran, evaluasi, dan refleksi siklus I. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru melakukan pembelajaran sesuai dengan strategi yang diajukan, melakukan observasi terhadap siswa, mengevaluasi kemampuan para siswa, dan merefleksi hasil belajar dan proses yang sudah dilakukan. Tugas ini melatih para guru untuk mulai belajar mencatat segala hal yang terjadi pada proses pembelajaran, dan hasil dari tindakan, serta ditindaklanjuti dengan melakukan refleksi.
Tugas 08 yakni membuat silabus, rencana pengembangan pembelajaran dan instrumen penilaian siklus II berdasarkan refleksi siklus I. Pada tahap ini guru membuat RPP dan instrument evaluasi sesuai dengan cara pemecahan masalah dari hasil refleksi siklus I. Tugas ini memberikan pembelajaran tentang pembuatan perencanaan pembelajaran hasil refleksi.
Tugas 09 yakni melaksanakan pembelajaran, evaluasi, dan refleksi siklus II. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan strategi yang diajukan dan penyempurnaan hasil refleksi siklus I, melakukan observasi terhadap siswa, mengevaluasi kemampuan para siswa, dan merefleksi hasil belahjar dan proses yang sudah dilakukan. Apabila hasil penelitian menunjukkan hasil yang sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka hasil refleksi dijadikan sebagai rekomendasi penelitian. Pada tugas ini diasah kembali kemampuan guru untuk merekam semua data dan melakukan refleksi kembali.
Tugas 10 yakni mengumpulkan semua hasil dan membuat laporan PTK. Pada tahap ini guru mengumpulkan semua tugas yang dikerjakan dan melaporkan sebagai laporan PTK. Pada tugas terakhir ini bertujuan untuk melatih para guru dalam membuat laporan PTK. Mulai dari membuat deskripsi proses pembelajaran, hasil penelitian, maupun refleksi baik pada siklus I maupun pada siklus-siklus berikutnya.
            Kesemua tugas dalam T4A merupakan strategi yang memudahkan dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan PTK. Langkah-langkah dalam T4A mengikuti alur perencanaan, pelaksanaan, maupun pelaporan PTK. Alur tersebut sangat alamiah, dan jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka pelaksanaan PTK akan sangat mudah.

No comments:

Post a Comment