Wednesday, April 8, 2015

KONSUMERISME VERSUS PRODUKTIVITAS




Budaya meneliti dan menulis masyarakat Indonesia pada umumnya juga masyarakat Bali pada khususnya sangat rendah. Hal ini terjadi karena gaya masyarakat sudah mau enaknya saja. Sehingga meneliti dan menulis sudah tidak penting lagi bagi mereka. Konsumerisme masyarakat menyangkut dalam segala lini kehidupan mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi dan informasi, teknologi untuk idustri, produk makanan sampai gaya hidup.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, dimana merdeka sudah 61 tahun yang lalu, bahkan merupakan negara yang merdeka relative awal dari bangsa-bangsa terjajah di Asia dan Afrika, belumlah mampu menjadikan bangsa yang “mandiri”. Bangsa kita sudah hampir 60 tahun diminabobokkan dengan berbagai kemewahan, tanpa sadar kita telah digerogoti dengan berbagai perjanjian yang menyengsarakan. Kita terlalu mengadopsi segala hal yang datang dari Negara asing. Sehingga lahirlah generasi saat ini. Generasi yang “miskin akan inovasi” dan “lupa akan jati diri” 
Kenyataan pada kalimat di atas-lah yang menyebabkan kita semakin ketergantungan akan produk asing termasuk teori-teori atau dogma-dogma ilmu pengetahuan. Kita kehilangan kepercayaan untuk memformulasikan sebuah gagasan menjadi sebuah teori untuk kita sendiri, syukur kita mampu mempengaruhi bangsa lain akan teori yang kita buat. Kita terlalu bangga distampel  sebagai “orang moderen” karena memakai produk imfor,  padahal dinegara asalnya produk itu sudah usang.
Di negara kita terlalu banyak pedagang yang dengan bangganya menjajakan barang imfor, tetapi sangat jarang menemukan pedagang Indonesia dengan gigihnya mempromosikan barang Indonesia di Negara lain. Begitu juga para ilmuwan dengan gengsinya mengatakan sebuah teori barat yang harus diterapkan di Indonesia padahal teori itu sudah tidak cocok pada jamannya.
Jiwa, sikap dan perilaku konsumerisme dari bangsa yang besar bernama Indonesia harus segera disingkirkan. Indonesia harus bangga sebagai Indonesia. Karena kalau tidak maka berbagai upaya yang kita lakukan akan sia-sia. Kita mampu membuat tetapi jikalau  tidak terpakai maka akan juga tidak mengubah situasi yang ada. Dengan berubahnya mental bangsa dari konsumerisme menjadi inovatif memproduksi berbagai kebutuhan mulai dari formulasi pengetahuan, teknologi serta produk-produk dan bangga menggunakan hasil karya sendiri, maka barulah bangsa ini terlepas dari ketergantungan bangsa lain.
Setelah mental itu ada, barulah upaya-upaya menuju lahirnya inovasi berguna secara maksimal. Dengan keadaan itu, Indonesia harus bekerja keras mengisi diri menciptakan generasi yang doyan meneliti, menulis sehingga terlahir sebuah gagasan-gagasan orisnil karya anak bangsa Indonesia. Dibidang terapan maka akan tercipta produk-produk yang memiliki kualitas dengan konsumen yang jelas. Akhirnya nilai tambah bangsa akan semakin tinggi, yang akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejaghteraan masyarakat

No comments:

Post a Comment