Rasional
Maju, mundur, berkembang, beku, dan matinya
organisasi sangat tergantung dari terlaksana atau tidaknya manajemen
organisasi. Dengan demikian sangatlah penting mendalami ilmu manajemen
organisasi sebagai bekal untuk menyelami dunia aktivis (penggelut organisasi).
Sebagai kelanjutan dari ilmu manajemen khususnya dalam organisasi
kemasyarakatan non profit juga hendaknya didukung dengan model berpikir yang
mumpuni. Melalui tulisan ini, penulis hendak menginspirasi saudara peserta
pelatihan, tiada maksud untuk menggurui. Karena ilmu manajemen dan model
berpikir seharusnya telaah yang dipaparkan dengan berpuluh-puluh buku dalam
kesempatan yang berbulan-bulan. Sehingga kesempatan ini, hanyalah hendak
menggugah dan menginsiprasi semata.
Diagram
hubungan administrasi-organisasi-manajemen
Administrasi
Administrasi
adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tiga aspek
administrasi
- Asfek formulasi kebijaksanaan administrasi yang dibuat oleh pemimpin yang memuat ketentuan mengenai sasaran dan tujuan yang hendak dicapai serta cara penyelenggaraannya.
- Asfek manajemen, yang terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC).
- Asfek pelaksanaan (operation) adalah kegiatan melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh manajemen
Organisasi
Organisasi
adalah setiap bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang terikat secara
formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan pimpinan
dengan sekelompok orang yang disebut bawahan atau anggota.
Manajemen
Manajemen
adalah aktivitas dalam organisasi yang terdiri dari penentuan visi, misi dan
tujuan/ sasaran organisasi dan proses perencanaan penggerakan /operasional dan
pengawasan (kontrol) dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai secara efesien
dan efektif. Menurut GR Terry tahapan manajemen terdiri dari empat, seperti
terungkap pada asfek manajemen di atas, dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Planning
Roger A.
Kauffman mengungkapkan planning atau
perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan
menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
seefektif dan seefisien mungkin. Dalam perencanaan ada tiga kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan, yakni ; 1) perumusan tujuan ; 2) pemilihan program ; 3)
identifikasi dan pengerahan sumber daya. Perencanaan sering disebut jembatan
yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dengan
keadaan yang diharapkan pada masa depan (Nanang Fattah, 2004:24)
2. Organizing
Ernest Dale (Stoner, 1986) dalam Nanang Fattah, 2004:63 menjelaskan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang
berlangkah jamak. Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut: Tahap
pertama, yang harus dilakukan dalam
merinci pekerjaan adalah menetukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua,
membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan
oleh perseorangan atau perkelompok. Di sini perlu diperhatikan bahwa
orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak
dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para
anggota dengan cara yang rasional, efesien. Pengelompokan tugas yang saling
berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau kompleks. Penyatuan kerja ini
biasanya disebut departementalisasi. Tahap keempat,
menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu
kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas,
kemungkinan timbul konflik di antara anggota, dan mekanisme pengkoordinasian
memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap bekerja efektif. Tahap kelima, melakukan monitoring dan
mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan
efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
diperlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara
terprogram/berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan.
- Actuating
Ada dua hal menurut penulis yang penting untuk ditekankan pada tahap
pelaksanaan segala rencana organisasi, yakni koordinasi dan kepemimpinan. Koordinasi
dilakukan untuk memadukan, menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan
kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunya
dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran berama.
Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni menggerakan orang lain
sehingga dapat dan mau menjadi pengikut atau mengikuti pemimpin. Dalam Field
Manual 22-100 dikatakan sebagai berikut : The
art of influencing and directing meninsuch a way to obtain their willing
obedience, confidence, resfect, and loyal coorperation in order to accomplisch
the mission, yang artinya “Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakan orang-orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek dan kerja sama secara loyal untuk menyelesaikan tugas.” Ada juga yang mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah proyeksi dari kepribadian. Ini adalah kombinasi dari
keyakinan, paksaan dan contoh yang membuat orang lain bekerja sesuai dengan
kehendak pemimpin. (Adia
Wiratmaja, 1995:116).
Koordinasi dan kepemimpinan adalah dua hal kunci
yang melahirkan sebuah kesuksesan atau kegagalan. Sehingga mesti dilakukan
dalam tahap pelaksanaan.
4. Controling
Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan
tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat
sejauh mana hasil tercapai. Menurut
Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari
tiga tahap (1) menetapkan standar pelaksanaan, (2) pengukuran pelaksanaan
pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) menentukan kesenjangan (deviasi)
antara pelaksanaan dengan standard dan rencana (Nanang Fattah,2004:101).
Keempat
tahapan manajemen tersebut kalau diterjemahkan kedalam tahapan kongkrit sebuah
organisasi dapat digambarkan seperti pada bagan berikut.
ANALISA SWOT
VISI, MISI, TUJUAN ORG.
PLANNING
GARIS BESAR PROGRAM KERJA
PROGRAM KERJA
SUKSESI
ORGANIZING
STAFFING
KALENDER KEGIATAN
PROPOSAL
RUN DOWN
JOB DESCRIPTION
ACTUATING
PELAKSANAAN
CONTROLING
LPJ/ EVALUASI
Diagram
Tahapan Pelaksanaan Organisasi
Keterangan
:
Annalisa
SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat) (Kekuatan Kelemahan Peluang dan
Tantangan) merupakan sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif.
Visi adalah sesuatu yang didambakan untuk dimiliki
dimasa depan (what do they want to have). Visi menggambarkan aspirasi masa
depan yang mampu membangkitkan semangat tanpa menspesifikasi cara-cara untuk
mencapainya.
Misi adalah bentuk yang didambakan di masa depan
(what do they want to be). Misi adalah sebuah pernyataan yang menegaskan visi
lewat pilihan bentuk atau garis besar jalan yang akan diambil untuk sampai pada
visi yang telah lebih dulu dirumuskan.
Tujuan adalah sSasaran nyata yang memiliki dimensi
ukur kuantitatif
Garis besar program kerja (GBPK) merupakan
garis-garis besar program yang menjadi pengarah perumusan program kerja.
Didalamnya terkandung filosofi program, gambaran kondisi organisasi, sasaran
dan pokok-pokok program
Program Kerja adalah daftar program operasional yang
terarah, terpadu, dan sistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah
ditentukan oleh suatu organisasi
Suksesi adalah proses pergantian kepengurusan secara
berkala yang melibatkan seluruh komponen organisasi.
Kalender kegiatan adalah uraian yang berisikan jadwal
pelaksanaan program kegiatan yang dirunut berdasarkan waktu pelaksanaan
Proposal adalah rancangan kegiatan yang dibuat dalam
bentuk formal dan standar
Job Deskription adalah suatu pernyataan factual dari
tugas-tugas , tanggung jawab dan kondisi kerja dari suatu pekerjaan tertentu.
Run Down adalah penjabaran kegiatan yang telah
direncanakan dalam bentuk table untuk satu kegiatan
Pelaksanaan
adalah proses aktualisasi segala tahapan kegiatan
LPJ/Evaluasi
adalah proses pertanggungjawaban kkegiatan yang disertai evaluasi
Ketika
tahapan manajemen organisasi telah terlaksana dengan baik, maka bisa dijadikan
model untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Tetapi jikalau pelaksanaan kegiatan
mengalami kegagalan atau kekurang optimalan, maka perlu dicari sebuah terobosan
dan dikembalikan kepada urusan perencanaan.
Dalam
rangka mengoptimalkan segala proses manajemen tersebut, maka dipandang perlu
merenungi beberapa model berpikir sebagai proses penemuan kebenaran.
Model
Berpikir
Ada beberapa model berpikir dan pencarian
kebenaran, namun penulis menformulasikannya kedalam uraian berikut.
Model Berpikir
Dialektis
Dialektika adalah logika dari
kontradiksi. Engels memberikan satu ringkasan tentang hukum-hukum dialektika.
- Hukum peralihan dari kuantitas menjadi kualitas dan sebaliknya
- Hukum tentang kutub berlawanan yang saling merasuki
- Hukum tentang negasi dari negasi
Hukum peralihan dari kuantitas menjadi kualitas memiliki penerapan
yang amat luas, dari partikel materi yang terkecil ditingkat sub atomic ampai
pada gejala yang paling besar dikenal manusia. Seperti halnya air menetes
melubangi batu.
No comments:
Post a Comment