Saturday, January 10, 2015

Pemuda “pemancang” tonggak Sejarah

Sejarah perkembangan bangsa–bangsa didunia, menempatkan pemuda sebagai icon pemancang tonggak sejarah. Tonggak yang diawali dengan gerakan-gerakan revolusioner. Tidak hanya terjadi pada negara-negara dunia ketiga tetapi juga terlahir pada negara-negara yang notabene mapan. Tidak hanya pada satu generasi dalam waktu bersamaan, tetapi sepanjang generasi dalam sepanjang zaman
Awal-awal kebangkitan, dan kesadaran berbangsa untuk keluar dari hegemoni baik penjajah maupun penguasa dipelopori oleh kaum muda. Di India seorang Tokoh Muda, Bahadar Tilak membakar semangat rakyat untuk melawan Inggris. Di Cina Dr Sun Yat Sen melawan Dinasti Manchu dengan memproklamasikan berdirinya Republik Cina. Aktivis gerakan Turki muda, Anwar Bey mengadakan revolusi untuk mengubah sistem negara kerajaan menuju negara nasional yang maju dan modern.
Manifesto Cordoba tahun 1918 adalah deklarasi yang monumental bagi barisan pemuda untuk memancangkan kekuatan menuju perubahan. Gerakan Cordoba  mendobrak pandangan konservatif, tentang penguasaan Universitas akan segala tindak tanduk akademis maupun terhadap mahasiswanya. Dalam 20 tahun, tuntutan mahasiswa Argentina ini menyebar ke seluruh Amerika Latin. Tahun 1919 terjadi di Peru, tahun 1920 di Chili, tahun 1924 di Kolumbia, tahun 1927 di Paraguay, tahun 1928 di Brazil dan Bolivia, tahun 1929 di Meksiko dan Costa Rika tahun 1930. Gerakan-gerakan tersebut  tidak jarang menghasilkan tatanan baru kehidupan bangsanya. Seperti halnya penggulingan dictator yang paling dibenci Perrez  Jimenez 1958 di Venezuela.
           
Pengalaman pemuda Spanyol pada tahun 1968, membangun demokrasi. Melakukan perjuangan terbuka yang populer melawan rezim dictator militer Franco. Bahkan gerakan ini merupakan gerakan yang pertama di Eropa berhasil membangun aliansi dengan buruh-buruh muda, dimana gerakan ini dikenal sebagai “Komando pendobrak” sebagai symbol perlawanan menghadapi represi fisik militer untuk demokrasi. Senada juga dengan yang dilakukan di Ferancis tahun 60-an. Terjadi penolakan terhadap hegemoni yang dilakukan pemerintah dictator. Terutama terhadap kehidupan kampus yang diatur sedemikian rupa, sehingga kreatifitas mahasiswa untuk mengkritisi pemerintah kian menipis. Gerakan-gerakan serupa juga dilakukan oleh pemuda Jepang, Cina, Jerman, Italia, dan negara-negara lainnya.
         Di Indonesia sendiri peran pemuda sangatlah signifikan terhadap perkembangan dan dinamisasi kehidupan berbangsa. Sejak pra kemerdekaan sampai era reformasi saat ini. Refleksi sejarah masa lalu selalu mengindikasikan peran pemuda yang sangat besar. Tahun 1908 dideklarasikan sebuah organisasi kepemudaan yang bernama Budi Utomo yang diketuai oleh Dr. Sutomo. Berdirinya Budi Utomo dijadikan tonggak kebangkitan Nusantara.            Berdirinya Budi utomo memberikan inspirasi bagi terbentuknya organisasi-organisasi pemuda di tanah air. Terbukti lahirnya beberapa organisasi pemuda saat itu. Sarekat Islam yang bercorak agama terbentuk pada tahun 1911 di Solo. Organisasi berikutnya yang terbentuk adalah Indische Partij. Bahkan organisasi ini dengan terbuka menyatakan diri sebagai partai politik. Indische Partij secara tegas menyatakan bahwa ia berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan. Pada tahun 1912 berdiri Muhammadiyah, kemudian PKI dan Taman Siswa.
            Pada tahun 1927 berdiri PNI dengan Sukarno sebagai ketua. Gerakan PNI semakin tegas untuk Indonesia merdeka, bahkan sudah dirumuskan dengan sistematis sebuah strategi kemerdekaan yang dikenal dengan istilah Trilogi yakni nationale geest, nationale will, dan national daad (semangat nasional, kemauaan nasional dan perbuatan nasional).
            Pergerakan pemuda lewat partai-partai berkumpul dalam permufakatan perhimpunan-perhimpunan politik kebangsaan Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi gerakan untuk Indonesia merdeka. Sedangkan untuk pemersatuan organisasi-organisasi kedaerahan dibuatlah konggres pemuda. Dimana konggres pemuda yang kedua berhasil menyepakati sebuah Ikrar monumental yakni Sumpah Pemuda. Dari sumpah pemuda ini memberikan kekuatan yang maha dashyat bagi persatuan dan kesatuan gerakan menuju Indonesia merdeka.
            Kemerdekaan Indonesia pun diproklamasikan, atas desakan-desakan revolusioner dari kaum muda. Proklamasi adalah tonggak kebebasan Indonesia dari kaum imperialis dan kolonialis. Setelah tercapainya kemerdekaan, pemuda tidak diam. Mereka tetap mengawal kemerdekaan dengan gerakan-gerakan pembersihan sisa-sisa penjajahan. Namun kekritisan kaum muda untuk membangun bangsa yang besar dan demokratis tetap menjadi idealisme puncak. Sehingga pemuda juga melakukan pengkritisan terhadap pemerintahan Soekarno dengan Tri Turanya.
            Di era berikutnya, pemuda memandang terjadi pengkaburan demokrasi, maka digerakkan sebuah paham golput (golongan putih). Artikulasi dari ketidakpercayaan pemuda terhadap pemerintahan dan calon perwakilan yang diajukan. Gerakan anti kediktatoran, meledak dengan hebat pada tahun 1998. Gerakan ini berhasil menumbangkan rezim kuat orde baru. Dengan tumbangnya penguasa 32 tahun tersebut lahirlah era reformasi dengan kemerdekaan pers yang terlahir kembali.  Era reformasi memberikan tonggak baru bagi sistem ketatanegaraan Indonesia.
            Dari rentetan sejarah masa lalu, baik negara asing, maupun didalam negeri, peran pemuda demikian vitalnya. Terutama dalam peletakkan dasar-dasar perubahan. Pemuda demikian agresif untuk berubah, ketika dikekang, karena mereka menikmati petualangan yang penuh dinamisasi. Pemuda adalah aset yang luar biasa. Kuantitas dan kualitas pemuda justru terlahir ketika pengekangan-pengekangan mencapai kulminasinya. Pemuda memiliki idealisme komunal yang lebih gigih, dan solidaritas yang lebih rekat. Pemuda adalah sosok jujur yang berani, tanpa ternoda oleh kepentingan. Namun pertanyaannya sekarang adalah “apakah masih pemuda menjadi pemancang tonggak sejarah?”
            Pemuda masa kini hendaklah menjadi penerus semangat kebangsaan pendahulunya. Pemuda sebagai pemancang tonggak sejarah harus terus dilakukan. Namun sebagai catatan yang terpenting dari itu semua adalah seberapa besar sumbangan tonggak sejarah yang terpancang memberikan faedah peradaban bagi umat manusia. Bukan terbatas pada penurunan rezim            atau manifesto gerakan semata yang akhirnya jalan ditempat. Gerakan pemuda mestinya memberikan kesadaran ide, mental dan perilaku sejarah baru. Sehingga tonggak sejarah yang terbentuk memang merupakan momentum yang mesti dirayakan sebagai sebuah kemengan sejarah. Seperti halnya renaissance memberikan perubahan yang mendasar bagi kesadaran baru bangsa Barat. Sehingga tercipta persepsi baru tentang dunia. Sebuah kesadaran yang memotivasi perjalanan keliling dunia dan penemuan wilayah baru. Atau Restorasi Meiji yang mengubah politik ketertutupan Jepang untuk mengadopsi Ilmu Pengetahuan Barat untuk kemajuan Jepang. Artinya bagi pemuda Indonesia, hendaknya tonggak yang dipancang ke depan adalah tonggak menuju peradaban yang lebih fundamental dan maju.

No comments:

Post a Comment